Jumat, 23 Maret 2012

“Tobat Sambal”


Hmm… tobat sambal, jenis makanan apaan tuh? Kamu pasti tahu dong yang namanya sambal. Siapa saja yang pernah mencoba sensasinya, pasti bakal mangap-mangap karena kepedasan. Seolah-olah kapok bener nggak mau nyobain lagi karena bikin kuping serasa mau pecah dan bibir dower karena kepedasan. Tapi coba esok harinya, apakah dijamin kamu nggak bakal pingin nyicipin lagi yang namanya si sambal ini? Begitu terus, kapok waktu kepedasan dan ketika sensasi pedas hilang pingin lagi dan lagi.
Nggak beda dengan jenis tobat sambal. Hari ini kapok-kapok nggak mau ngelakuin dosa, tapi esok hari ketika kesempatan datang, perbuatan maksiat diembat juga. Banyak fenomena orang yang menganut tobat sambal ini. Dulu pernah ada seorang teman yang merasa dikibulin oleh pacarnya. Karena patah hati, dia sempat mengakui bahwa pacaran itu bener-bener momen untuk mengibuli orang. Dia bertekad untuk nggak mau pacaran. Eh ternyata tak lama setelah itu hanya berselang sekitar seminggu, dia sudah runtang-runtung dengan cowok lain lagi. Dia sudah lupa dengan tekad dan tobatnya untuk menjauhi perbuatan yang mendekati zina itu.
Itu contoh satu dari sekian banyak kasus. Kalau dipikir-pikir, apa sih yang menyebabkan munculnya tobat sambal ini?
Tobat sambal = lemah iman
Boys and gals rahimakumullah, seseorang meniatkan diri untuk tobat, tentu karena ada percikan iman dan hidayah dalam hatinya. Masalahnya, tidak semua orang mau memelihara iman dan hidayah yang telah susah payah diperolehnya. Orang seperti ini biasanya menganggap cukup dengan apa yang telah dipunyainya. Dia mudah merasa puas dan bangga karena dirinya bisa tobat sedangkan orang lain masih bergelimang dosa. Hati-hati! Bila tak waspada, setan bermain dengan cantiknya di ranah ini. Setan akan menghembuskan sifat sombong dan riya’ (pamer) akan tobatnya itu tadi.
Kurangnya rasa sabar dan syukur juga merupakan indikator lemah iman. Orang bertobat itu harus sabar. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar dalam melakukan kebaikan. Bila sabar ini tak bisa dilakoni oleh orang yang brtobat, alamat ia akan kembali ke jalan keburukan seperti dulu. Begitu juga dengan syukur. Orang bertobat harus senantiasa bersyukur (bukan sombong!) karena Allah masih sayang padanya dengan memberikan percikan hidayah sehingga ia bisa menemukan jalan keimanan. Apabila syukur ini ditinggalkan oleh orang yang bertobat, bukan tak mungkin satu ketika nanti Allah akan mencabut nikmat tobat dari dalam diri orang tersebut.
Bila “tobat sambal” ini menjangkiti diri, maka jangan menganggapnya enteng. Dan tidaklah seseorang itu menganggap ringan suatu dosa kecuali itu merupakan pintu untuk melakukan dosa yang berat. Ih… naudzubillah. Misalkan saja seseorang yang menganggap berbohong itu dosa kecil dan biasa. Toh banyak orang melakukannya, begitu mungkin pikirnya. Tapi dia lupa bahwa dosa yang dianggapnya kecil ini adalah awal dari dosa besar yang bisa jadi akan dilakukannya bila ia tidak segera berubah. Sebagaimana di sebuah iklan layanan masyarakat tentang korupsi, di situ digambarkan kebiasaan kecil mulai suka menyontek. Kemudian ketika besar dan berumah tangga, ia membohongi pasangan alias selingkuh. Dan akhirnya ketika menjadi pejabat, korupsi menjadi biasa karena kebiasaan buruk dengan berbohong ini dipupuk sejak kecil.
Jadi tak ada obat mujarab bagi pelaku “tobat sambal” ini selain memperkuat iman dan menjauhi lingkungan buruk yang bisa merusak kondisi tobatnya tadi.
Jangan salah pilih teman
Orang yang baru tobat biasanya dihinggapi PD yang agak OD alias percaya diri yang over dosis atau berlebih. Dia bangga sekali dengan keislamannya sehingga seolah-olah ingin menunjukkan pada semua orang dan mengajak mereka untuk menempuh apa yang telah dilaluinya. Tidak salah sih, bagus malah. Masalahnya bila tak disertai ilmu yang memadai dan keimanan yang kuat, bekal semangat saja tidak cukup. Salah-salah bukan tak mungkin si new comer ini malah terkena bumerang dan tak bisa menyanggah perkataan orang-orang yang tidak suka ia menempuh jalan kebenaran.
Orang tobat ibarat orang yang baru sembuh dari sakit. Dia harus menjauhi segala hal yang bisa mengakibatkan sakitnya kambuh lagi. Bila tidak, maka sangat bisa dipastikan dia akan kembali ke kebiasaannya yang lama. Setan sangat lihai mempermainkan hati manusia yang lemah iman. Bisa saja ia berbentuk manusia tapi dalemannya setan sejati. Ia pura-pura memahami kondisi kamu yang sedang proses tobat. Ia pun menunjukkan bahwa dirinya juga sudah tobat dari perbuatan dosa. Kamu pun percaya dan mulai curhat padanya.
Si setan berbentuk manusia ini nggak rela kamu berjalan di rel aturan-Nya. Dia mencari celah dari imanmu yang lemah. Mula-mula sebatas diajak ngobrol ringan, ditraktir sana-sini. Diyakinkan bahwa dia adalah orang yang bisa dipercaya dan menganggap kamu sebagai seseorang yang senasib dan sesaudara karena punya masa lalu sama-sama kelam. Kalau kamu tak waspada, HAP! Si setan langsung menjeratmu ke dalam lingkaran maksiat lagi.
Kamu pun jadi lupa dengan proses tobatmu yang sekian lama kamu cari dan kemudian temukan. Kamu terbuai oleh bujuk rayu setan sehingga pelan tapi pasti kamu pun merasa enggan untuk menapaki jalan tobat yang berliku. Muncullah anggapan bahwa berteman dengan setan yang menyamar sebagai manusia ini jauh lebih asyik daripada dengan teman ngaji ataupun saudara seiman. Apalagi kalau si setan ini berhasil memenuhi (meskipun semu) kebutuhanmu akan materi. Hobi bohong kamu yang sempat sembuh, bisa muncul lagi bila dia berkumpul dengan orang-orang yang lemah iman apalagi yang kafir.
Bila kamu memang serius tobat, maka berkumpullah dengan orang-orang salih. Mereka inilah yang bisa menjadi teman sejatimu karena akan mengingatkanmu bila kamu mulai melenceng dari rel-Nya. Jangan sebaliknya, orang mukmin kamu benci, caci-maki dan su’udzoni tapi orang kafir malah kamu jadikan sahabat bahkan saudara.
 Ayo, tobat nasuha
Sobat muda muslim, kunci untuk mengatasi fenomena tobat sambal adalah tobat nasuha yaitu tobat yang sebenar-benarnya tobat dan bertekad untuk tidak akan mengulangi perbuatan dosa lagi. Percayalah, Allah Mahamengetahui apa yang ada di dalam hati manusia. Bila tobat yang kamu lakukan nggak serius dan asal tobat saja, maka cepat atau lambat Allah akan menunjukkannya padamu. Dengan cara apa? Dengan banyak cara salah satunya adalah begitu mudahnya kamu kembali kufur setelah sebelumnya beriman. Kembali bermaksiat setelah sebelumnya tobat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Sesungguhnya Aku adalah sesuai dengan prasangka hamba terhadap-Ku, dan aku bersamanya saat dia mengingat-Ku.’ Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih bahagia dengan taubat salah seorang di antara kalian daripada orang yang mendapati kesesatannya di padang pasir. Allah Swt berfirman lagi, ‘Barangsiapa mendekati-Ku sejengkal bumi, maka aku akan mendekatinya sejauh satu hasta. Barangsiapa mendekati-Ku sejauh satu hasta, maka Aku akan mendekatinya sejauh satu depa. Jika dia mendekati-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari kecil.” (HR Muslim No. 2744)
Allah Swt. befirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS at-Tahrim [66]: 8)
Taubat nasuha itu adalah bentuk tobat yang tidak akan ada kata kembali (untuk melakukan dosa yang diperbuat) setelah melaksanakan tobat tersebut, sebagaimana air susu tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula. Pendapat ini diriwayatkan dari Umar bin Khatthab, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, dan sahabat Mu’adz bin Jabal mengangkat pendapat ini hingga sampai kepada Rasulullah Saw.
Ulama tafsir, al-Qurthubi, mengatakan bahwa taubat nasuha adalah di mana di dalamnya terkumpul empat hal: istighfar dengan lisan, menjauhkan diri dari dosa dengan anggota badan, bertekad untuk tidak kembali melakukan dosa dengan hati, dan terakhir adalah meninggalkan perkara yang buruk.
Secara sederhana taubat nasuha itu meliputi tiga “illat”: yaitu qillat (merasa kecil), Illat (merasa ada penyakit), dan dzillat (merasa hina). Kemudian, ciri-ciri perilaku orang yang bertaubat, yaitu 3S: sedikit bicara, sedikit tidur, dan sedikit makan. Sedangkan karakteristik orang yang bertaubat adalah 3M, yaitu memerangi hawa nafsu, memperbanyak air mata, dan mematikan rasa lapar dan dahaga. (www.syakirsula.com)
Tobatlah lagi dan lagi
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, Allah Ta’ala tak akan pernah bosan menerima tobat hamba-Nya. Tapi jangan dijadikan ini sebagai alasan bagi kamu untuk melakukan dosa yang sama lagi dan lagi. Bila ini terjadi, sama saja kamu dengan menghina Allah seolah-olah menganggap Dia tak tahu apa yang ada di dalam hatimu. Misalnya nih, kamu punya teman yang berbohong padamu. Karena ketahuan ia minta maaf. Tapi menit berikutnya ia berbohong lagi. Ketahuan lagi minta maaf lagi. Begitu terus sampai berkali-kali. Apakah bisa menganggap permintaan maaf orang seperti ini tulus? Tentu tidak, karena ia selalu mengulang kesalahan yang sama berkali-kali.
Jangan coba permainkan Allah Swt. dengan tobat palsu! Allah memang berbeda. Berapa kali pun manusia berbuat salah dan dosa, Allah pasti mengampuni selama manusia tersebut meminta ampun pada-Nya. Masalahnya apakah kamu yakin masih bisa bertobat dan meminta ampun pada Allah di tengah-tengah perbuatan maksiat yang dengan sengaja dilakukan?
Ingat, kita tak tahu kapan ajal tiba. Bertobatlah selagi nyawa masih ada. Jangan karena menganggap diri masih muda, kemudian dengan enaknya bermaksiat karena menganggap tobat bisa dilakukan nanti-nanti saja. Jangan sampai di dunia kita sengsara, di akhirat masuk neraka hanya karena telat bertobat, hiii… naudzubillah min dzalik.
Hidup ini singkat, sobat. Bertobatlah dan selalu sempatkan untuk bertobat. Jauhi lingkungan buruk, dekati orang-orang shalih, niatkan tetap beriman. Yakinlah, keberkahan dan ketenangan hidup pasti kamu dapatkan ketika kualitas tobatmu 100%. Insya Allah pasti!
[ria: riafariana@gmail.com]

Kamis, 22 Maret 2012

Budaya Industri Melalui Penerapan Konsep 5S


LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan atau industri berusaha untuk maju dan berkembang serta meningkatkan persaingan di pasar global. Tentunya diperlukan beberapa konsep manajemen yang sangat dibutuhkan untuk mencapai sasaran dari perusahaan atau industri tersebut.
Berikut adalah konsep-konsep yang mulai diterapkan oleh perusahaan atau industry antara lain :
-Just in time (JIT)
-Total Productive Maintenance (TPM)
-Total Quality Management (TQM)
-ISO 9001, ISO 14001
-Quality Control Circle (QCC)
-Ide perbaikan (Quality Innovation)
-Cost Reduction (Cost Down)
-5S
-Dan lain-lain
Dengan menerapkan konsep-konsep tersebut diatas perusahaan atau industry diharapkan dapat berjalan dengan baik dan memenuhi tuntutan standar dunia luas.

PENJELASAN
Satu dari beberapa konsep manajemen adalah konsep 5S dimana konsep ini adalah merupakan suatu konsep yang sederhana, mudah dan mendasar. 5S adalah merupakan singkatan dari kata Jepang yaitu:
* SEIRI => Ringkas
* SEITON => Rapi
* SEISO => Resik
* SEIKETSU => Rawat
* SETSUKE => Rajin
Keuntungan dari melaksanakan 5S ini adalah:
# Tempat kerja nyaman
# Keselamatan kerja terjamin
# Efisiensi tercapai
# Kerjasama dan semangat
# Produksi meningkat.
Konsep 5S ini juga disebut sebagai konsep budaya industry dan penerapannya dibutuhkan langkah demi langkah dilingkungan kerja masing-masing agar dapat terliHat hasil dan pencapaian dari konsep ini.

PEMBAHASAN
R-1 : RINGKAS
Ringkas merupakan langkah awal untuk melaksanakan 4R yang lainnya yaitu dengan cara menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan ditempat kerja agar tempat kerja tidak tersita oleh banyaknya barang yang berakibat sempit, susah bergerak dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Empat langkah menuju ringkas adalah penjelasan untuk peyeragaman pengertian, kegiatan meringkas ditempat kerja, pemeriksaan berkala dan standarisasi ringkas.
R-2 : RAPI
Pengertian rapi disini adalah setiap barang harus ada wadahnya dan setiap wadah harus pada tempatnya sehingga mudah untuk mencari dan setiap barang yang berada di tempat kerja mempunyai tempat yang pasti. Lima langkah menuju rapi adalah pengelompokkan barang, persiapan tempat, beri tanda batas, buat tanda label atau indikasi dan buat peta peletakan barang.
R-3 : RESIK
Pada dasarnya manusia dilahirkan menyukai keadaan bersih dan indah, tempat gelap dan kumuh sangat mengganggu pemandangan dan proses kerja. Secara makro adalah membersihkan segala sesuatu dan menangani penyebab secara keseluruhan, secara individual adalah membersihkan tempat kerja atau bagian khusus mesin dan secara mikro adalah membersihkan bagian dan alat khusus serta penyeba kotoran diidentifikasi dan diperbaiki. Empat langkah menuju resik adalah sarana kebersihan, pembersihan, peremajaan dan pelestarian.
R-4 : RAWAT
Pengertian rawat adalah menjaga agar barang, tempat kerja atau apa saja yang ada ditempat kerja terjaga dengan kondisi yang baik dan dapat digunakan jika dibutuhkan. Sasaran rawat yang lebih utama adalah adanya standar kerja, keselamatan kerja dan kualitas tinggi. Disamping memelihara peralatan juga menambah nilai manajemen visual. Lima langkah menuju rawat adalah penentuan butir pengendalian, penetapan kondisi tidak wajar, mekanisme pemantauan, pola tindak lanjut dan pemeriksaan.
R-5 : RAJIN
Secara umum pengertian dari rajin adalah melakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan. Pengendalian visual ditempat kerja merupakan langkah awal dari rajin sehingga menciptakan tempat kerja dimana masalah dapat segera dikenali dan tindakan perbaikan dapat segera diambil. Rajin harus dimulai dengan standar yang ketat yaitu standar jelas dan tidak membingungkan, pimpinan memeriksa tempat kerja secara berkala, system dapat terlaksana dengan sendirinya, dapat dikembangkan menjadi peraturan dan dapat membuat kerjasama kelompok. Empat langkah menuju rajin adalah penetapan target bersama, teladan dari atasan perlu dikembangkan, pembinaan hubungan karyawan dan kesempatan belajar bagi karyawan.

Penulis : Hasyim Ibrahim

Renungan Hari Ini :

‎" Orang besar yang sukses / menang bukanlah seberapa banyak pujian yang didapat, akan tetapi seberapa besar memberikan jalan kesuksesan / kemenangan buat orang lain "...khoirukum anfauhum linnas (QS. 40: 7-9)

22 Tanda Lemah Iman


Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari, 10/486)
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.” (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)
2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Al-Baqarah:74)
3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, “Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.” (Tirmidzi, hadits nomor 3479)
4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum’at dan lebih suka barisan shalat yang paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka.” (Abu Daud, hadits nomor 679)
Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. “Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.”
Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.
5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, “Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)
6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca Al-Qur’an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.
Ketahuilah, Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal:2)
7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, “Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.” (An-Nisa:142)
8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.
Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya.” (Abu Daud, hadits nomor 4345).
Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.” (Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)
9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget!
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)
Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, “Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya.” (Bukhari, hadits nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)
Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, “Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan alangkah buruknya yang terakhir.” (Bukhari, nomor 6729)
“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati kiamat, kecuali orang yang adil.” (Shahihul Jami, 1420).
Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, “Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)
“Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?” tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong.” (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)
10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw. ini, “Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya.” (Shahihul Jami’, 2678)
11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allah swt. benci dengan perbuatan seperti itu. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (Ash-Shaff:2-3)
Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.
12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal.
Ingatlah! Kata Rasulullah saw, “Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, ia menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)
Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Orang Islam yang manakah yang paling baik?” Rasulullah saw. menjawab, “Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya.” (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim, hadits nomor 57)
13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya.” (Muslim, hadits nomor 1599)
Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, “Gak apa. Ini kan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!” Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.
14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air di embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya.” (Silsilah Shahihah, nomor 1352)
Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, dan barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga.” (Bukhari, hadits nomor 593)
15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, “Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala.” (Silsilah Shahihah, nomor 1137)
16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. “Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya,” begitu sabda Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)
17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama. Padahal, Allah swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama) Allah.” (Ash-Shaff:14)
18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji.” (Al-Ankabut:2)
Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil. “Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim)
19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. “Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.” (Shahihul Jami’, nomor 5633)
20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, “Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir.” (Muslim)
21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda.
Bukankah Allah swt. telah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.” (Al-Israa’:53)
Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (Al-Qashash:55)
Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Bukhari dan Muslim)
22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup.
Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31). Bahkan, Allah swt. menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Al-Isra’:26)
Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.” (Al-Silsilah Al-Shahihah, nomor 353).


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/03/422/22-tanda-iman-anda-sedang-lemah/#ixzz1ppS10uqu

Selasa, 20 Maret 2012

Renungan hari ini:

 "Satu keraguan yg diungkap Allah kepada sang munafik adalah ketika sholat dia melakukan dgn loyo & berat "ntar dulu ah!","tanggung nih...!", atau kalo jadi sholat karena riya biar ga dikatain org kafir, biasanya antara berdiri & sujud seperti burung pelatuk, super kilat khusus...Jika Rosulullah saw. melihat si fulan ini, aku yakin beliau akan mengatakan: "Ulangi sholatmu!!!" (QS. 4:142-143)

Minggu, 18 Maret 2012

PIKIRAN KECIL, SEDANG, BESAR


Menarik mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, istri & sekaligus sepupu mantan Presiden USA dari Franklin Roosevelt yang mengatakan : "Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas".

“Pikiran Kecil membicarakan orang. Pikiran Sedang membicarakan peristiwa. Pikiran Besar membicarakan gagasan”. 

Maka sebagai akibatnya ... 

PIKIRAN KECIL akan menghasilkan GOSIP. 
PIKIRAN SEDANG akan menghasilkan PENGETAHUAN. 
PIKIRAN BESAR akan menghasilkan SOLUSI. 

Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak kita. Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, begitulah apa yang dihasilkannya.
Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh Pikiran Kecil, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan. Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru. 

PIKIRAN KECIL senang menggunakan kata tanya “SIAPA”, 
PIKIRAN SEDANG senang menggunakan kata: “ADA APA”, sedangkan 
PIKIRAN BESAR selalu memanfaatkan kata tanya: “MENGAPA” dan “BAGAIMANA”. 

Dalam melihat satu peristiwa yang sama, misalnya jatuhnya buah apel dari pohonnya, akan cenderung ditanggapi berbeda. 

Si PIKIRAN KECIL akan tertarik dengan pertanyaan : “SIAPA SIH YANG KEMARIN KEJATUHAN BUAH APEL?” 
Si Pikiran Sedang akan bertanya: “APAKAH SEKARANG BERARTI SUDAH MULAI MUSIM PANEN BUAH APEL ?”
Sedangkan Si PIKIRAN BESAR : “MENGAPA BUAH APEL ITU JATUH KE BAWAH, BUKANNYA KE ATAS?”. 

Dan pikiran yang terakhir itulah yang konon mengisnpirasi SIR ISAAC NEWTON menemukan TEORI GRAVITASInya yang terkenal. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh Pikiran Kecil. 

Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai ‘MAKANAN’ FAVORIT yang berbeda. 
Si PIKIRAN KECIL biasanya senang melahap TABLOID, INFOTAINMENT, KORAN MERAH, GOSIP2...
si PIKIRAN SEDANG amat berselera dengan KORAN BERITA, POLITIK....
si PIKIRAN BESAR memilih BUKU-BUKU/ ARTIKEL yang membangkitkan INSPIRASI, TULISAN2 TENTANG IDE2, MOTIVASI....

Jadi apa yang sedang kita pikirkan saat ini ?