Bismillahirrohmaanirrohiim...
Saudara Kaum Muslimin Fesbuker yang dirahmati Allah...
Sengaja judul diatas menyitir dari slogan Lembaga MMQ Metode Qiro'ati yang mungkin masih banyak kaum muslimin yang belum mengenalnya. Namun penulis saat ini tidak sedang mempromosikan Lembaga yang didirikan oleh KH. Dahlan Zarkasih yang berpusat di PGPQ Semarang.
Saat ini penulis mencoba mengajak diri pribadi dan juga Anda yang mau peduli terhadap bacaan Qur'an selama ini.
Mungkin Anda sedikit heran, kok harus peduli dengan bacaannya? bukankah kita selama ini telah meng-khatamkan berkali2, menghafalnya dan mungkin sebagian digunakan untuk bacaan imam sholat jama'ah atau bahan ta'lim rutin...
Ok, Saudara insya Allah segala amal sholeh yang diniatkan baik tentunya harus pula dilengkapi dengan cara yang benar pula, karena dua hal itulah syarat diterimanya amal.
Nah, dari judul diatas sebenarnya sudah jelas arah tulisan ini dibuat. Intinya sedikit evaluasi terhadap bacaan (tilawah) qur'an kita. Kenapa?
Marilah kita simak firman Allah SWT.: "Dan bacalah Al Qur'an dengan tartil (QS.73:4)
Imam Ali bin Abi Thalib ra. menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu men-TAJWIDkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof (Syaroh Mandzumah Al jaziriyah hal.13)
Dan dari hal ini maka jelaslah membaca Al Qur'an dengan tajwid adalah wajib yang bersifat fardhu 'ain sebagaimana ditegaskan hukumnya oleh Imam Ibnul Jazari yang mengatakan :
"Membaca Al Qur'an dengan tajwid hukumnya wajib, barangsiapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa. karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur'an, dan demikianlah Al Qur'an sampai kepada kita dari-Nya."
Satu contoh:pengucapan kata 'ANTUM' jika digunakan dalam keseharian dialek lughotul-arobiyah maka cukup dibaca antum. Akan tetapi jika sudah merupakan bacaan Qur'an baik untuk bacaan sholat atau tidak maka kata antum harus di-Ikhfakan antara huruf nun mati dan huruf ta sehingga terdengar dengung dan tidak tergesa-gesa.
Jadi saudaraku sebenarnya kita tidak harus mengetahui istilah-istilah dalam ilmu tajwid, seperti idzhar, mad wajib, isti'la dsb. sebagaimana mungkin kita dahulunya pernah dijejali dengan berbagai istilah dan hukum-hukum tajwid namun bacaan masih amburadul. Jika sudah ada dalam satu keluarga, masyarakat,atau kelompok ta'lim kaum muslimin lain yang mempelajari teori ilmu tajwid maka baginya sudah cukup asal bacaannya lancar dan benar, inilah yang disebut fardlu kifayah.
Pada dasarnya mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca al-qur'an yang disebut AL-LAHNU dimana terbagi menjadi dua kategori:
1. AL-LAHNUL JALIYYU yaitu kesalahan yang terlihat jelas baik dikalangan awwam maupun para ahli tajwid,kesalahan ini terjadi pada lafadz ketika membacanya baik dapat merubah arti atau tidak sehingga menyalahi uruf qurro'(kebiasaan ulama qiro'at) seperti :
- perubahan bunyi huruf dengan huruf yang lain (A'udzubillah...dibaca Audzubillah, 'ain diganti hamzah)
- perubahan harokat dengan harokat lain (an'amta...dibaca an'amtu, fathah diganti dhummah)
- memanjangkan huruf yang pendek dan sebaliknya
- men-tasydidkan huruf yang tidak seharusnya dan sebaliknya
Kesalahan ini jika dilakukan dengan sengaja hukumnya harom.
2. AL-LAHNUL KHOFIYYU yaitu kesalahan membaca al-Quran yang tidak diketahui secara umum kecuali oleh orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca al-Quran.
Seperti tidak membaca gunnah, kurang panjang dalam membaca tajwid
Kesalahan ini jika dilakukan dengan sengaja hukumnya makruh.
Wahai Saudaraku, jika kita ada kemauan untuk men-talaqqi (belajar dengan guru langsung) minimal kita cek apakah bacaan kita sudah benar sesuai tajwid atau belum, jika belum bersegeralah mencari guru pembimbing yang sudah kapabel (sesuai standar tajwid), karena sekali lagi akankah kita wariskan bacaan Qur'an yang salah, karena yang BENAR itu mudah. Ingatlah bahwa Allah telah menantang kita dalam firmannya dalam QS. Al-Qomar(54) dan diulang sebanyak 4X,: "Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang MAU mengambil pelajaran?"
So, kuncinya adalah KEMAUAN...
Wallahua'lam.
Maroji' : - Al Qur'an Al Karim
- Buku Pedoman Daurah Al-Qur'an oleh Abd. Azis Abdul Rouf, Al-Hafidz Lc.
- Bahan Presentasi Quantum Learning Qur'an oleh Yudhy Abu Mujahid Al Fatih

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Manfaatkan media ini untuk kebaikan...